Jakarta, 30 April 2024
(Wartanasionalraya.com) – PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”) sebagai Subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo telah melayani kegiatan logistik gula impor milik PT Perkebunan Nusantara III (“PTPN III”) dan PT Sinergi Gula Nusantara (“SGN”) sebanyak lebih dari 20.000 M/T sejak Januari 2024 hingga saat ini.
Kiki M. Hikmat selaku Senior Vice President Sekretariat Perusahaan SPSL mengatakan, SPSL melalui anak perusahaannya, PT Multi Terminal Indonesia dan PT Prima Indonesia Logistik sedang melayani kegiatan logistik berupa Handling petikemas impor Gula Kristal Putih (GKP), warehousing, dan delivery di Jakarta dan Belawan.
Mengutip ungkapan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, pengadaan gula impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang biasanya mengalami peningkatan permintaan (demand) pada momentum HBKN, sementara musim giling tebu baru akan mulai sekitar bulan Mei. Sehingga ketersediaan gula masih harus ditopang dari luar untuk menjaga harga di pasaran bisa tetap berjalan sesuai dengan Perbadan 11 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian Di Tingkat Produsen Dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen (HAP) untuk Komoditas Gula Konsumsi sebesar Rp 13.500/kg.
Berdasarkan perhitungan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2023 dari kebutuhan nasional 3,4 juta ton, diperkirakan produksi nasional mencapai 2,6 juta ton, sementara masih terdapat carry over dari tahun 2022 sebesar 1,1 juta ton sehingga masih diperlukan pengadaan 900 ribu ton agar di akhir tahun masih terdapat stok 1,2 juta ton, dan kebutuhan gula pada momentum HBKN dapat terpenuhi dengan cukup.
Lebih lanjut Kiki menjelaskan, sejak Januari 2024 SPSL Group telah melayani kegiatan logistik untuk impor Gula Kristal Putih (GKP) yang berasal dari Thailand, Malaysia, India, dan Brazil. Di Jakarta, SPSL Group melayani kegiatan handling petikemas dan warehousing di Halal Logistics & Cold storage (HLC) sekitar 13.340 M/T (516x20ft). Sedangkan di Belawan, SPSL Group melayani kegiatan handling petikemas dan delivery sekitar 9.900M/T (380x20ft).
Dalam proses bongkar muat, SPSL akan terus berupaya untuk memberikan service excellence dan selalu mengedepankan aspek HSSE (Health, Safety, Security & Environment) atau K3 serta menerapkan Sistem Manajemen Terintegrasi.
Kiki menambahkan, dukungan perusahaan terhadap impor gula ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi layanan bidang logistik SPSL Group, dengan competitive advantage yang dihadirkan melalui konektivitas ke pelabuhan sehingga dapat menghadirkan jaringan ekosistem logistik nasional secara end-to-end dan terintegrasi guna memberikan layanan yang lebih efektif dan efisien.
“SPSL optimis kinerja perusahaan dapat terus tumbuh seiring dengan optimisme Pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi ini diharapkan dapat mendorong proyek pembangunan di berbagai industri kembali menggeliat sehingga berdampak pada peluang pendapatan perusahaan,” tutup Kiki.
(Hamron/Red. WNR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar