Di antaranya di Pulau
Bulumanuk, Bunginnyarat, Gili Labak, Karamian, Pajangan, Sadulang Kecil,
Sapapan, Saredeng Besar, Saredeng Kecil, Saseel, Saur, Sepangkur Kecil, Talango
Air, Talango Tengah, Kalosot, dan Sitabok. Pembangunan 16 PLTS tersebut dapat
menghasilkan total daya sebesar 975 KWp.
"Keseluruhan pulau
ini berada di Kabupaten Sumenep, Madura. Memang sudah menjadi fokus kami untuk
mempercepat elektrifikasi di kepulauan pascapandemi Covid-19, karena sebelumnya
terkendala saat pandemi. Potensi pelanggan di 16 wilayah tersebut sebanyak
8.434 pelanggan," kata Lasiran, Rabu (6/10/2022).
Lasiran menjelaskan,
secara bertahap pembangunan jaringan listrik total 52.473 kms akan dimulai pada
2024 setelah proyek pembangunan PLTS selesai pada 2023. Untuk biaya investasi
yang dikeluarkan sekitar Rp 3,4 miliar.
Diharapkan proses
pembangunan PLTS off grid maupun jaringan listrik berjalan
lancar tanpa kendala berarti. "Semoga selesai sesuai rencana. Memang ada
yang tahun ini, ada yang tahun depan sehingga masyarakat yang berada di
kepulauan bisa segera menikmati listrik dan mampu meningkatkan taraf hidup di
sana," ujar dia.
Direktur Utama PT
Rekadaya Elektrika, Jonner MP Pardosi mengungkapkan, penandatangan kontrak
pembangunan PLTS ini merupakan implementasi dari peran aktif PT Rekadaya
Elektrika terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan peran energi baru
terbarukan dalam bauran energi nasional.
Di mana tergetnya
mencapai 23 persen pad 2025. "PT Rekadaya Elektrika sebagai satu-satunya
EPC di PLN grup siap untuk menyelesaikan amanah yang diberikan dan berkomitmen
untuk menyelesaikan project tepat waktu. Sehingga semakin banyak pulau-pulau
terisolasi dan terpencil yang memperoleh listrik melalui pembangkit berbasis
EBT," katanya.
(***Tim WNR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar