JAKARTA (Warta Nasional) - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menekankan pentingnya meningkatkan investasi energi bersih serta mengatur aspek pembiayaannya.
Menurut
Dadan saat ini Kementerian ESDM bekerja aktif untuk mewujudkan transisi energi,
termasuk di sektor pembiayaan melalui penguatan alur proyek, meningkatkan
kerangka kebijakan, serta investor yang memenuhi syarat keuangan.
“Kami bekerja secara aktif termasuk
mengembangkan konsep yang jelas untuk sistem keuangan transisi energi, aspek
pembiayaan adalah salah satu yang penting dalam skenario ini,” kata Dadan
dikutip di Jakarta, Rabu (28/6/2023).
Dikatakan,
investasi energi bersih membutuhkan biaya yang besar karena mencakup biaya
operasional, bahan bakar dan pemeliharaan.
Berdasarkan
laporan International Renewable Energy Agency (Irena), energi bersih
membutuhkan pembiayaan sekitar Rp 30 triliun pada 2050. Oleh karena itu
dibutuhkan fasilitas manajemen risiko pengembangan proyek energi baru
terbarukan dan kebijakan yang memungkinkan adanya skema pembiayaan inovatif.
“Investasi
energi bersih dan aliran keuangan harus ditingkatkan melalui penguatan alur
proyek, meningkatkan kerangka kebijakan dan peraturan, termasuk mekanisme
pengurangan risiko, memperbaiki proyek berkualitas tinggi, bankable, dan
merampingkan perjanjian,” paparnya.
“Kita
optimistis pemerintah dapat mengembangkan solusi pembiayaan yang berkelanjutan
dan inklusif dalam skala besar melalui berbagai dialog dan tindakan lebih
lanjut,” sambung Dadan.
Menurut
dia, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk membuat instrumen
pembiayaan yang cukup sehingga dapat mempercepat penerapan target emisi nol
bersih.
“Saya
sangat yakin bahwa kita bisa berkolaborasi, bagian saya dalam Kementerian ESDM
menyediakan proyek-proyeknya sedangkan dari Kementerian Keuangan dalam hal
pembiayaan,” ujar Dadan.
“Pemerintah
Indonesia memiliki target penurunan emisi gas rumah kaca hingga 31,89 persen
terhadap business as usual pada tahun 2030 dan emisi nol karbon (Net Zero
Emissions/NZE) pada tahun 2060,” tambahnya.
(**/Red. WNR/JKt).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar