SUMENEP - Senior Manager (SM) Perencanaan PLN UID Jawa, Hadi Saputra dalam satu kesempatan kepada Pers mengAtakan bahwa pembebasan lahan perlu diutamakan karena bagian penting dari pembangunan pembangkit di pulau-pulau (Kepulauan Sumenep-red). Dengan begitu, pembangunan PLTS bisa dipercepat, sehingga listrik pun lebih cepat mengalir ke pelanggan.
"Pembangunan
PLTS kami ambil daya terbesar dengan pembangunan bertahap. Saat ini kami juga
tengah bekerja sama dengan Politeknik Negeri Malang untuk melakukan kajian
pembangkit hybrid yakni PLTS dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) untuk
menekan cost. Jadi skemanya siang hari PLTS dan malam hari bisa PLTB,"
kata dia, beberapa waktu lalu.
Beberapa
waktu lalu juga, PLN Jawa Timur pernah menggelar audiensi dengan Pemerintah
Kabupaten Sumenep sebagai upaya mempercepat elektrifikasi pulau-pulau yang ada
di kabupaten setempat.
General Manager PLN UID Jawa Timur, Adi Priyanto, menjelaskan saat ini PLN telah melistriki 16 pulau dari total 48 pulau berpenghuni di Kabupaten Sumenep. Dimana 8 pulau di antaranya menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 8 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan 1 kabel laut di Talango.
"Saat ini kami sedang dalam proses melistriki secara bertahap ada yang selesai tahun ini dan rencana tahun depan. Ada juga rencana pembangunan 6 PLTS, 1 tower transmisi menyebrang laut antara Kangean dan Mamburit, dan lainnya masih dalam tahap pembebasan lahan," kata Adi di Surabaya, Ahad (3/10).
Untuk
mempercepat proses elektrifikasi agar progres sesuai dengan target yang
diharapkan, Adi mengharapakan sinergi dan dukungan penuh dari Pemkab Sumenep.
Adi juga mengharapkan adanya tim gabungan agar bisa terpantau dengan jelas
progres dan targetnya tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
"Karena
pada tahun ini pula kami akan mengoperasikan sambungan listrik untuk 6051
pelanggan di 7 lokasi pulau dan lokasi daratan di Kabupaten Sumenep. Pada tahun
2022 ada 17 pulau lagi, dan 26 pulau sudah terlebih dahulu kita kirim tiangnya,
mohon dukungannya," ujar Adi.
Adi
menambahkan meski sempat terkendala pandemi dan tantangan yang berat, PLN tetap
berupaya keras tahapan demi tahapan dalam melakukan elektrifikasi di kepulauan
Sumenep. Mulai dari pengiriman tiang yang harus satu hingga dua kali berlayar,
hingga pulau yang tidak memiliki dermaga yang memaksa petugas mengangkut
kembali tiang tersebut dengan kapal kecil. Belum lagi pembebasan yang juga
kerap menemui kendala.
Bupati
Sumenep, Ahmad Fauzi mengapresiasi kerja keras PLN yang telah dilakukan selama
3 tahun terakhir dalam melistriki 16 pulau di Kepulauan Sumenep. Fauzi mengingatkan
agar PLN memprioritaskan terlebih dahulu pulau yang terdekat, berpenduduk
padat, dan telah memiliki aset pembangkit eksisting dari Pemerintah Kabupaten.
"Karena
kami meyakini keberadaan energi listrik merupakan tonggak pertumbuhan ekonomi
suatu daerah, sehingga kesenjangan dapat dientaskan. Untuk pulau yang dekat dan
sudah ada eksisting pembangkit seperti Giliraja dan Masalembu mungkin bisa
dipertimbangkan dan dicek kondisi mesin, agar bisa dilakukan elektrifikasi
dengan pertimbangan pembangkit sudah ada," Tambah Ahmad Fauzi.
(Redaksi WNR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar