Pada
sektor transportasi laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menyiapkan
armada laut sejumlah 1.293 kapal dengan kapasitas angkut 3.415.838 penumpang.
Armada yang digunakan dari PT. Pelni 26 unit dengan kapasitas angkut 989.375
penumpang, Armada Perintis 113 unit dengan kapasitas angkut 68.726 penumpang,
Armada Swasta 1.147 unit dengan kapasitas angkut 2.355.837 penumpang dan
Perintis cadangan/pengganti 7 unit dengan kapasitas angkut 1.756 penumpang.
Demikian disampaikan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Wisnu
Handoko di Jakarta, Selasa kemarin (3/12).
Selain
itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga berencana akan melaksanakan
Posko Penyelenggaraan Angkutan Laut Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di seluruh
pelabuhan di Indonesia, dimana terdapat 51 pelabuhan yang akan dipantau untuk
melihat perkembangannya dari tahun ke tahun. Posko tersebut akan dilaksanakan
mulai tanggal 18 Desember 2019 s/d 8 Januari 2020. Selanjutnya, seluruh
pelabuhan dihimbau agar mengantisipasi permasalahan yang terjadi pada Angkutan
Laut Lebaran 2019, serta tetap melaksanakan beberapa kebijakan yang berhasil
dilaksanakan pada Angkutan Laut Lebaran 2019 lalu.
Capt.
Wisnu memprediksi berdasarkan trend realisasi penumpang dari tahun 2010 – 2018
akan terjadi peningkatan jumlah penumpang naik pada Penyelenggaraan Angkutan
Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 sebesar 1,84 % atau 1.191.786 penumpang
dibandingkan pada penyelenggaraan Angkutan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
“Kami prediksi puncak arus libur dimulai pada hari Jumát tanggal 20 Desember
2019 sampai dengan hari Selasa tanggal 24 Desember 2019. Sedangkan puncak arus
balik diperkirakan dimulai pada hari Minggu tanggal 29 Desember 2019 sampai
dengan hari Selasa tanggal 31 Desember 2019,” ucap Capt. Wisnu.
Dirinya
mengungkapkan terdapat 10 Pelabuhan dengan jumlah penumpang tertinggi, antara
lain Pelabuhan Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Tanjung Uban,
Sungai Pakning, Ternate, Tanjung Batu Kundur, Tarakan, Sorong dan Selat
Panjang. “Dari 51 Pelabuhan pantau, sebaran jumlah penumpang pada realisasi
Angkutan Natal 2018 di Indonesia Bagian Barat sejumlah 847.152 (72%) penumpang
naik, sedangkan di Indonesia Bagian Timur sejumlah 323.077 (28%) penumpang
naik,” tuturnya.
Pada
kesempatan yang sama, dalam menyiapkan pelaksanaan penyelenggaraan Angkutan
Laut Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Ditjen Perhubungan Laut telah melakukan
beberapa tahapan pelaksanaan yaitu membuat rencana operasi, mengidentifikasi
permasalahan pada masa Angkutan Natal tahun lalu dan Angkutan Lebaran sebelumnya,
melaksanakan rapat koordinasi dengan instansi terkait dan menyiapkan pos
koordinasi penyelenggaraan Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
“Dalam
optimalisasi potensi armada, saya menghimbau kepada para Kepala Kantor
Kesyahbandaran, Kepala KSOP Kelas I s/d IV dan Kepala UPP Kelas I s/d III untuk
mengoptimalkan potensi armada pada daerahnya masing-masing, terutama ruas-ruas
dengan jumlah penumpang tertinggi pada arus mudik/balik sehingga dapat
mengurangi terjadinya penumpukan penumpang,” ujar Capt. Wisnu. “Saya juga telah
menginstruksikan untuk melaksanakan uji kelaiklautan kapal terhadap seluruh kapal yang berada/beropersi di
wilayah kerjanya,” sambungnya.
Selanjutnya,
Ia menambahkan terkait informasi jadwal kapal, Perusahan pelayaran wajib
meng-update info terkini jadwal kadatangan kapal melalui digital info screen di
pelabuhan, Facebook, Instagram dan Twiter. “Saya juga menghimbau kepada kepala
UPT untuk peningkatkan koordinasi kepada operator kapal untuk penyebarluasan
informasi jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal kepada masyarakat melalui
media cetak dan elektronik serta melakukan pemasangan spanduk di tempat-tempat
tertentu dan dilakukan pada jauh hari sebelum masa Posko Hubla,” ucap Capt.
Wisnu.
Di
akhir kesempatan, Capt. Wisnu mengingatkan kepada para Kepala Kantor
Kesyahbandaran, Kepala KSOP Kelas I s/d IV dan Kepala UPP Kelas I s/d III untuk
meningkatkan pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan pelayaran
berkoordinasi dengan BMKG setempat terhadap keadaan cuaca dengan
menyebarluaskan prakiraan cuaca dari BMKG kepada masyarakat maritim untuk
mewaspadai terjadinya cuaca buruk. “Jangan ragu-ragu untuk melakukan penundaan
keberangkatan kapal apabila terjadi
kondisi cuaca buruk sebelum kapal berangkat, serta menyiapkan kapal
negara untuk keadaan darurat dari Kapal Kenavigasian, Kapal KPLP, Kapal Latih
BPSDM Perhubungan,” tutupnya. (Bambang/WNR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar