Pada kesempatan itu, rombongan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia diwakili oleh Kristen Bishop, minister consellor. Ia didampingi pengurus dari Institut KAPAL (Lingkaran Pendidikan Alternatif) Perempuan.
Sekolah Perempuan ini merupakan wadah pendidikan dan pelatihan informal berbasis komunitas untuk memberdayakan perempuan miskin di akar rumput. Melalui program ini, selain unsur pemberdayaan perempuan juga diharapkan dapat melahirkan pemimpin perempuan yang mampu mengadvokasi hak-hak perempuan terhadap kebijakan dan anggaran akses layanan publik.
Program ini merupakan dukungan Pemerintah Australia kepada Indonesia melalui Program MAMPU (Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan).
Sekolah Perempuan telah direplikasi di 43 desa tambahan menggunakan anggaran pemerintah, meliputi 10 desa di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, 29 desa di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan 4 desa di Kabupaten Lombok Timur, NTB, pada tahun 2018.
Guna melihat perkembangan Sekolah Perempuan itu, pihak Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia melihat secara langsung hasil dari program itu di Kabupaten Lombok Utara.
Peneliti Institut KAPAL Perempuan kepada media ini mengatakan, rombongan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia merasa senang dengan perkembangan program Sekolah Perempuan.
"Kirsten Bishop merasa sangat senang melihat dan berdiskusi dengan ibu-ibu di Desa Teniga. Malah saat jam makan tiba, ia masih asyik berdiskusi dengan Ibu-ibu di sana, " ujar Kurniawan Yusdjam.
Ia juga mengungkapkan, kunjungan Kirsten Bishop itu didampingi oleh Direktur Hubungan Bilateral dan Pendanaan Kementerian PPN/Bappenas Kurniawan Ariadi dan Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Anak Kabupaten Lombok Utara.
Turut hadir juga di acara itu rombongan dari Bappeda Kabupaten Lombok Utara. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara sangat perhatian terhadap program ini. (Red8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar