Setelah kematian calon taruna SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang, Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel akan menginvestigasi tragedi itu. Foto: Heta News |
Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo mengatakan tim investigasi tersebut akan menyelidiki sistem MOS yang dilakukan oleh panitia di SMA tersebut. Pihaknya akan mencari bahwa ada unsur kelalaian dan kesengajaan atau tidak, yang menyebabkan kematian DBJ dalam kegiatan MOS.
"Apakah hal ini kesalahan tindakan atau suatu kejadian di luar keinginan panitia, yang akan menjadi rujukan apakah Disdik nanti. Kami sudah melakukan teguran keras, sudah saya wanti-wanti agar MOS bebas dari kekerasan fisik maupun mental," ujar Widodo, Minggu (14/7).
Berdasarkan laporan awal pihak yayasan saat mendirikan sekolah tersebut pada 2005, Widodo menjelaskan SMA Taruna Indonesia Palembang mengadopsi sistem yang diterapkan pada SMA Taruna Nusantara. Pelibatan pihak manapun, termasuk pihak TNI dalam pembentukan karakter, kata Widodo, diizinkan dalam rangka membentuk karakter yang ingin dibentuk pada siswa.
"Sepanjang semua kegiatannya terkait dan tidak berlebihan, apalagi menyimpang dari tujuan sekolah yaitu mendidik. Kurikulum mereka pun sama, kurikulum nasional hanya berbeda di pembentukan karakternya saja," ujar dia.
Dirinya berharap kematian DBJ menjadi yang terakhir dalam dunia pendidikan di Sumatera Selatan. Kegiatan masa orientasi, kata dia, ditujukan secara penuh kesadaran untuk membuat siswa baru merasa nyaman, diterima, dan mendidik agat lebih mengenal lingkungan sekolah di tingkatan yang lebih tinggi.
"Tidak ada lagi tindakan yang mengakibatkan kejadian seperti itu yang bisa jadi alasan pembenaran. Proses hukumnya, ada tidaknya tindak pidana pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan. Kita serahkan semua ke polisi, kita tunggu hasilnya," kata Widodo.(CNN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar