Jakarta - Hingga Senin (2/7) sore, situs resmi infopemilu.kpu.go.id hanya menampilkan halaman statis berisi informasi ketidakaktifan laman itu.
Meski sebelumnya dikabarkan situs resmi KPU itu diretas, namun beberapa pihak mempertanyakan kesungguhan KPU terhadap keterbukaan informasi itu.
Salah satunya Hermansyah, pakar IT dari ITB yang sempat dianiaya lantaran pandangannya soal kepalsuan chat mesum HRS. Sebagaimana diunggah di laman facebooknya, Hermansyah mempertanyakan soal adanya port ITB dan Moratel screen server KPU.
Pertanyaan ini hingga Senin (2/7) sore masih belum ada tanggapan resmi dari KPU. Malahan, untuk halaman statis informasi pemilu juga masih belum ada perubahan.
Humas KPU Jawa Barat, Mira, saat dikonfirmasi wartawan, menyatakan pihaknya tidak mempermasalahkan perihal tidak bisa diaksesnya web resmi KPU tersebut. Karena, hingga detik ini pihaknya masih melakukan perhitungan manual yang diproses dengan merekap data dari kecamatan dan provinsi yang ada di wilayah Jawa Barat.
“Setahu saya data yang masuk sampai dengan 29 Juni pukul 20.00 sudah 95,33 persen. Data hitungan manual masih diproses di kecamatan dan rekap di provinsi 7-9 Juli,” jelasnya saat dikonfirmasi wartawan, Ahad (1/7).
Disebutkan Mira, data terakhir dalam hasil hitung cepat versi KPU Jabar yang sempat diamankan pihaknya, masih menunjukan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menempati posisi pertama dengan perolehan 32,98 persen, sedangkan posisi kedua Sudrajat-Syaikhu dengan perolehan suara 28,50 persen. “Kemungkinan persentase raihan suara tidak jauh berbeda,” tukasnya.
Mira mengaku belum mengetahui hingga kapan web resmi KPU perihal versi hitung cepat kapan akan bisa diakses kembali. Karena, dia mengaku belum bertemu dengan Komisioner KPU Jabar.
“Saya belum ketemu dengan mereka (Komisioner Jabar), belum ada info kapan bisa diakses kembali,” tutupnya.
Sebelumnya, Ketua KPU RI Arief Budiman mengakui bahwa sistem keamanan IT dalam situs resminya ada banyak upaya peretasan. Hal itulah yang membuat beberapa kali masyarakat tak bisa mengakses laman infopemilukpu.go.id.
Menurut pengakuan Arief, upaya peretasan website resmi KPU berlangsung terus-menerus. Bahkan, hampir setiap menit, ada upaya oknum untuk melakukan peretasan sistem keamanan website lembaganya itu.
“Kalau downnya kan datang dan pergi. Sudah kita bersihkan naik (down) lagi, nanti diserang lagi kita bersihkan lagi. Karena hampir setiap menit kita diserang,” kata Arief di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (30/6).
Arief menambahkan, akibat dari peretasan itu, pihaknya tidak menampik bahwa kinerjanya sedikit mengalami keterlambatan. Akan tetapi pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk penangkalan peretasan.
“Kalau diserang macam-macam cara nangkalnya. Bisa langsung ditangkal atau bisa juga kita tutup (websitenya) dulu, terus penyakit-penyakitnya kita bersihkan dulu baru kita nyalakan lagi. Bisa on off gitu,” ungkapnya.
Kendati demikian, Arief menjamin tidak ada perbedaan data atau suara yang berubah selama website mengalami gangguan. Dia meminta masyarakat untuk ikut memantau kinerja KPU dalam pelaksanaan rekapitulasi suara. Itu ditujukan agar publik dapat percaya dengan kinerja sistem website KPU.
“Saya menjamin tidak ada perubahan data. Kami minta supaya masyarakat tidak berburuk sangka. Prinsipnya kerja KPU adalah transparan dan penuh integritas. Sampai hari ini, proses penghitungan di Kecamatan itu terbuka,” pungkasnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman memang membenarkan situs resmi infopemilukpu.go.id. tidak bisa diakses publik karena diretas oleh pihak yang tak bertanggungjawab.(Gl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar