Jakarta - Langkah aktif Pemerintah Daerah dalam menjaga gairah industri properti menjadi salah satu faktor yang membuat kepercayaan pelaku industri properti tetap tinggi. Seperti yang terjadi di Jawa Tengah, provinsi ini baru saja menggelar Pilkada pada 27 Juni 2018 kemarin.
“Di Jawa Tengah, calon pembeli rumah tidak terpengaruh. Politik dan properti justru seperti terpisahkan. Kondisi Pilkada kemarin rapi dan kondusif, begitu juga dengan media sosial, sehingga tidak memberi pengaruh terhadap properti baik pasar bawah sampai atas,” ujar Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, Prijanto, saat dihubungi langsung Rumah.com.
“Jelang Pilpres, Pemda justru mendukung atau memberi kemudahan bagi masyarakat untuk bisa memiliki rumah sehingga kondisi pasar properti meningkat, baik dari sisi Undang-Undang, keuangan, dan lain-lain. Mendekati Pilpres, nampaknya makin terlihat peluang bagi masyarakat membeli rumah,” ia menjelaskan.Terlepas dari kondisi eksternal pasar properti, masih banyak kebutuhan rumah untuk tempat tinggal yang belum terpenuhi. Hal ini mengakibatkan permintaan bersifat inelastis karena kebutuhan tetap tinggi.
Hal lain yang menjaga minat pasar terhadap properti adalah pembangunan infrastruktur yang masif. Jawa Tengah, misalnya, tengah bergairah akibat dibangunnya tol Semarang-Solo.
Bertentangan dengan tren nasional, tren harga properti di Jawa Tengah pada Q1 2018 justru mengalami peningkatan sebesar 0,6% dibanding kuartal sebelumnya. Hal ini mengacu pada data Rumah.com Property Index.Optimisme senada juga disuarakan oleh Ie Rina, General Manager Marketing Taruma City, properti yang dikembangkan oleh Agung Podomoro Land (APL) di Karawang, Jawa Barat. Sebelumnya, Rina juga menangani empat proyek APL di Jakarta dalam 16 tahun terakhir.
“Kita (properti) tidak pernah terpengaruh oleh situasi politik. Investasi juga tidak terpengaruh. Jelang Pilpres tahun depan juga tidak terlihat indikasi (berdampak negatif terhadap properti). Khusus untuk di Karawang, ini karena prospek kotanya yang sangat bagus,” ujar Rina kepada Rumah.com.
Economic growth di Karawang pada tahun lalu mencapai 5,2%, jauh lebih tinggi dibandingkan ekonomi nasional yang menyentuh 5,06%.
Pencapaian ini tentu tak lepas dari kondisi industri kawasan yang meningkat pesat, ditambah Penanaman Modal Asing (PMA) di sini jumlahnya lebih banyak daripada nasional.
“Saat ini, Karawang adalah tempat yang paling bagus untuk berinvestasi. Kotanya punya potensi luar biasa tapi banyak yang belum dikembangkan. Margin investasi masih besar, jadi ini menutup rasa khawatir para investor pada tahun-tahun politik ini,” katanya.(Rumah.com)
“Di Jawa Tengah, calon pembeli rumah tidak terpengaruh. Politik dan properti justru seperti terpisahkan. Kondisi Pilkada kemarin rapi dan kondusif, begitu juga dengan media sosial, sehingga tidak memberi pengaruh terhadap properti baik pasar bawah sampai atas,” ujar Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, Prijanto, saat dihubungi langsung Rumah.com.
“Jelang Pilpres, Pemda justru mendukung atau memberi kemudahan bagi masyarakat untuk bisa memiliki rumah sehingga kondisi pasar properti meningkat, baik dari sisi Undang-Undang, keuangan, dan lain-lain. Mendekati Pilpres, nampaknya makin terlihat peluang bagi masyarakat membeli rumah,” ia menjelaskan.Terlepas dari kondisi eksternal pasar properti, masih banyak kebutuhan rumah untuk tempat tinggal yang belum terpenuhi. Hal ini mengakibatkan permintaan bersifat inelastis karena kebutuhan tetap tinggi.
Hal lain yang menjaga minat pasar terhadap properti adalah pembangunan infrastruktur yang masif. Jawa Tengah, misalnya, tengah bergairah akibat dibangunnya tol Semarang-Solo.
Bertentangan dengan tren nasional, tren harga properti di Jawa Tengah pada Q1 2018 justru mengalami peningkatan sebesar 0,6% dibanding kuartal sebelumnya. Hal ini mengacu pada data Rumah.com Property Index.Optimisme senada juga disuarakan oleh Ie Rina, General Manager Marketing Taruma City, properti yang dikembangkan oleh Agung Podomoro Land (APL) di Karawang, Jawa Barat. Sebelumnya, Rina juga menangani empat proyek APL di Jakarta dalam 16 tahun terakhir.
“Kita (properti) tidak pernah terpengaruh oleh situasi politik. Investasi juga tidak terpengaruh. Jelang Pilpres tahun depan juga tidak terlihat indikasi (berdampak negatif terhadap properti). Khusus untuk di Karawang, ini karena prospek kotanya yang sangat bagus,” ujar Rina kepada Rumah.com.
Economic growth di Karawang pada tahun lalu mencapai 5,2%, jauh lebih tinggi dibandingkan ekonomi nasional yang menyentuh 5,06%.
Pencapaian ini tentu tak lepas dari kondisi industri kawasan yang meningkat pesat, ditambah Penanaman Modal Asing (PMA) di sini jumlahnya lebih banyak daripada nasional.
“Saat ini, Karawang adalah tempat yang paling bagus untuk berinvestasi. Kotanya punya potensi luar biasa tapi banyak yang belum dikembangkan. Margin investasi masih besar, jadi ini menutup rasa khawatir para investor pada tahun-tahun politik ini,” katanya.(Rumah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar