Puncak May Day, Buruh Demo di Istana - WARTA NASIONAL RAYA | HARIAN BERITA INDONESIA

WARTA NASIONAL RAYA | HARIAN BERITA INDONESIA

Harian Berita Indonesia


 

-----


=====

 


###


 

Breaking

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, Mei 01, 2017

Puncak May Day, Buruh Demo di Istana

PERINGATAN MAY DAY

Massa buruh berkumpul di Bundaran HI pada aksi 1 Mei 2017. 
Peringatan Hari Buruh International Tahun 2017, 1 Mei, di Indonesia, diperingati buruh dengan menggelar aksi di berbagai penjuru tanah air. Khusus untuk daerah Jabodetabek, Kerawang, Purwakarta, Serang, dan Cilegon aksi buruh akan dipusatkan di Istana Negara.

Sebelum berkumpul di Jakarta, buruh melakukan longmarch dari berbagai penjuru kota Jakarta. Ada yang dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) longmacrh ke Istana, ada juga yang dimulai Salemba longmarch ke Istana, dan ada juga yang dimulai dari Cempaka Putih longmarch ke Istana.

Titik kumpul dari semua elemen buruh yang melakukan longmarch dari bundaran HI, Salemba, dan Cempaka Putih, bertemu di Patung Kuda sekitar pukul 10.30 WIB. Setelah itu, secara bersama-sama lebih dari 150 ribu buruh longmarch ke istana. Tiba di istana diperkirakan sekitar jam 12.00.

Di istana, buruh akan melakukan orasi hingga pukul jam 19.00 WIB. Selain orasi, peringatan May Day ini diisi dengan “pagelaran buruh untuk rakyat” yaitu defile marching band, teater buruh, pembacaan puisi oleh beberapa sastrawan terkemuka, pentas seni, dan grup band “Marjinal” yang menyayikan lagu-lagu ketimpangan sosial.

Buruh sengaja menyuarakan isu HOSJATUM (Hapus OutSourcing dan Pemagangan – Jaminan Sosial – Tolak Upah Murah) karena buruh merasakan kesenjangan ekonomi dan kesenjangan pendapatan semakin melebar (angka gini rasio menurut World Bank 0,42), bahkan OXFAM yang merupakan salah satu lembaga riset internasional yang berbasis di Inggris merilis pernyataan bahwa jumlah kekayaan 4 orang kaya di Indonesia setara dengan jumlah kekayaan 100 juta penduduk Indonesia.

Menurut buruh, beberapa faktor penyebab kesenjangan pendapatan ini adalah karena Presiden Jokowi menetapkan kebijakan upah murah. Sebagai contoh, pada tahun 2017 kenaikan upah minimum berdsaarkan PP 78/2015 berkisar Rp 130 ribu – 260 ribu. Nilai ini bila dikonversikan ke dalam dollar adalah 10 dollar sampai 20 dollar.

“Nilai 10 – 20 dollar adalah seharga satu buah kebab yang kita beli di Jenewa atau di Singapura. Ini artinya, pemerintah menilai kerja keras dan keringat kaum buruh selama sebulan kenaikan upahnya hanya dihargai satu buah kebab,” kata Presiden KSPI Said Iqbal.

Lebih lanjut Iqbal mengatakan, hal ini sungguh ironis. Padahal Presiden Jokowi beberapa waktu lalu menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah nomor 3 tertinggi di dunia dan pencapaian program tax amnesty adalah nomor satu terbaik di dunia. “Tetapi kenaikan upah buruhnya hanya seharga sebuah kebab,” katanya.

Upah yang murah ini diperparah dengan diresmikannya sistem pemagangan oleh Presiden Jokowi di Karawang. Buruh menilai, pemagangan ini sesungguhnya adalah sistem outsourcing yang berkedok pemahangan. Jika hal ini dibiarkan, kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial makin parah.

Hal lain, untuk jaminan hari tuanya pun kaum buruh masih tetap dimiskinkan dengan PP No. 45 Tahun 2015 yang menyatakan 15 tahun kedepan dari sekarang para buruh hanya mendapaykan dana pensiun senilai 300 ribu rupiah (25 dollar) per bulan.

“Inilah sebabnya dalam May Day nanti setengah juta buruh bergerak untuk meneriakkan HOSJATUM. Disamping itu, dalam May Day kali ini, kaum buruh juga akan menyampaikan sikapnya terkait persoalam rakyat seperti persoalan Korupsi, Sumber Daya Alam, Persoalan Reforma Agraria, lingkungan hidup, Pendidikan, Transportasi, Reformasi Pajak hingga Kemandirian energi.

“Selain di Jakarta, aksi juga akan dilakukan di berbagai daerah. Adapun aksi daerah akan dilaksanakan di kantor gubernur masing-masing,” pungkas Said Iqbal.

Tidak ada komentar:

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Page