JAKARTA
(Wartanasionalraya.com) -- Pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus, mencuri perhatian puluhan ribu umat Katolik saat memimpin misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sore ini (5/9). Dalam momen istimewa tersebut, Paus mengucapkan salah satu doa penting, yaitu pernyataan tobat umat Katolik, dengan kalimat “Saya Mengaku” dalam bahasa Indonesia.
Setelah menyapa dan memberkati bayi serta anak-anak, Paus memasuki altar di ujung stadion. Lagu pujian yang dinyanyikan paduan suara menggema, dimulai dengan “Kristus Raja,” kemudian berlanjut dengan “Ave Maria,” lagu yang ditujukan untuk Bunda Maria, ibu Yesus.
Acara dimulai ketika Paus Fransiskus beranjak dari kursinya dan membuka misa dengan mengucapkan tanda salib dalam bahasa Latin, “In Nomine Patris Et Filii Et Spiritus Sancti,” diikuti dengan seruan “Amen” dari para jemaat.
Selanjutnya, beliau menyampaikan salam damai, “Pax Vobis,” yang disambut hangat oleh umat yang hadir.
Saat memasuki bagian pernyataan tobat, Paus Fransiskus mengubah bahasanya dari Latin ke Indonesia, memimpin doa dengan mengucapkan, “Saya mengaku...” yang segera direspon dengan suara meriah dari ribuan umat.
Mereka melanjutkan dengan, “Kepada Allah Yang Maha Kuasa, dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah berdosa....”
Misa di Stadion GBK hanya dilaksanakan di area jalur atletik dan tribun penonton. Panggung untuk Paus tidak dibangun di atas rumput lapangan GBK yang hijau.
Sebelum memasuki lokasi misa, Paus Fransiskus sempat berkeliling kompleks GBK menaiki Maung MV3 berwarna putih dengan atap terbuka, menyapa umat Katolik. Misa akbar bersejarah Paus Fransiskus di GBK diikuti 87.000 umat Katolik.
Paus pun sebelumnya disambut oleh Presiden Joko Widodo, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Agus Subiyanto, dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
“Saya ucapkan selamat menjalankan ibadah misa suci dan semoga menjadi berkat bagi sesama,” kata Presiden Jokowi melalui tayangan videotron.
Presiden Jokowi menyatakan bahwa umat Katolik di Indonesia merupakan bagian penting dari bangsa dalam upaya menjaga persatuan. Kepala negara menekankan peran umat Katolik dalam menyebarkan kasih dan toleransi bersama umat beragama lainnya.
“Perbedaan adalah kekayaan dan toleransi adalah pupuk bagi persatuan dan perdamaian kita sebagai bangsa,” imbuhnya.
Paus Fransiskus, yang telah berada di Indonesia sejak 3 September, sebelumnya mengunjungi beberapa lokasi penting, termasuk Masjid Istiqlal, Istana Merdeka, dan Gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Kunjungan ini dijadwalkan berakhir pada 6 September 2024.
Momen bersejarah ini tidak hanya menunjukkan keterbukaan Gereja Katolik terhadap budaya lokal, tetapi juga memperkuat hubungan antaragama di Indonesia.
(Hamron/Red. WNR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar