JAKARTA UTARA
(Wartanasionalraya.com) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara mendukung peningkatan kompentensi para pendidik yang tergabung dalam Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI). Peningkatan kapasitas ditekankan pada penanaman budi pekerti kepada anak usia dini di Jakarta Utara.
Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim menyarankan HIMPAUDI terus meningkatkan kompentensi pendidik dalam setiap penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan menyesuaikan kemajuan zaman teknologi, pendidik tetap ditekankan pada pentingnya menanamkan budi pekerti kepada anak didik yang notabene masih dalam usia emas.
“Disarankan kepada HIMPAUDI Jakarta Utara terus meningkatkan kompentensi atau kemampuan pendidik dengan menyesuaikan kemajuan zaman teknologi. Tapi di luar daripada itu, yang menjadi dasar yaitu menanamkan budi pekerti kepada anak sejak usia dini,” ungkap Ali Maulana Hakim usai menghadiri pembukaan Workshop Peningkatan Kompentensi Pendidik PAUD dan Lepas Sambut Penilik PAUD se-Jakarta Utara, di Balai Yos Sudarso, Kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara, Jumat (27/1).
Pentingnya menenanamkan budi pekerti itu, dijelaskannya supaya anak berakhlakul kharimah, berbakti kepada orang tua, saling menyayangi, dan berkemampuan kerja sama antara satu sama lain sejak dini. Pastinya itu semua disampaikan kepada anak usia dini dengan riang gembira, bukan dengan ilmu pengetahuan di luar batas kemampuan usianya.
“Kepada penilik yang purna kami ucapkan apresiasi dan terima kasih atas pengabdiannya selama ini, serta penilik yang baru untuk terus berinovasi supaya HIMPAUDI bisa berkembang dan bisa meletakkan pondasi yang kuat kepada generasi penerus bangsa ke depan,” jelasnya.
Di lokasi yang sama, Ketua HIMPAUDI Jakarta Utara, Tuti Kuswarini tak menapik minimnya karakter sopan santun anak di tengah kemajuan era teknologi saat ini. Untuk itu, HIMPAUDI menekankan pentingnya pendidikan karakter yang disampaikan pendidik kepada anak usia dini.
“Sekarang kita ketahui banyak anak yang sopan santunnya kurang karena terlalu asik dengan bermain gawai. Kita tekankan kepada pendidik untuk menanamkan pendidikan karakter kepada anak melalui cara-cara yang ceria seperti dengan bercerita atau story telling,” tutup Tuti Kuswarini.
(Hamron/Red. WNR/Kominfo.TIK JU).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar