JAKARTA TIMUR (Wartanasionalraya.com) - Eksekusi rumah di Cluster Maxwel No. 28 Serpong Tangerang Selatan, dinilai dilakukan secara sepihak oleh pengembang perumahan, karenanya ratusan massa gelar aksi demo di depan Gedung Plaza Summarecon Kelapa Gading Jakarta Timur.
"Eksekusi itu dilakukan secara sepihak oleh PT. Summarecon Agung Tbk, a leading property developer in Indonesia Gading Serpong pada tanggal 20 April 2022, maka kami menuntut agar semua mestinya dilakukan sesuai aturan hukum yang berlaku, " Ujar Jalintar Simbolon selaku kuasa hukum korban di lokasi aksi Summarecon Agung Tbk Kelapa Gading, kepada Pers, yang meliput aksi demo tersebut, Kamis kemarin (12/5/2022).
Jalintar Simbolon menyebutkan tindakan Summarecon Gading Serpong telah melanggar aturan. “Itu asumsi kami, Summarecon perusahaan property terbesar di Indonesia yang layak ditutup karena arogansinya dan tidak menghormati hukum yang ada di Indonesia,“Kata Jalintar.
Ironisnya, kata Jalintar, persoalan yang terjadi pada Agus Darma Wijaya (ADW) mencederai Hukum Indonesia. "Yakni dengan dibebaskannya para pelaku yang melanggar Pasal 170 KUHP atas tindakan pengeroyokan ADW," Ujar Jalintar Simbolon.
Hal senada dikemukakan Ketua Umum Forum Wartawan Jakarta (FWJ), Mustofa Hadi Karya yang biasa disapa Opan. Dia menyatakan ini sebuah 'kegilaan' sebuah pengembang besar meng-eksekusi secara sepihak dan melakukan tindakan pengeroyokan terhadap ADW.
"Keputusan Pengadilan aja belum ada, masih proses sidang Perdata di Pengadilan Negeri Tangerang, ko' bisa Summarecon melakukan eksekusi tanpa adanya Surat Keputusan Pengadilan?“Ujar Opan kepada wartawan.
(Hamron/Red. WNR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar