BANDUNG (wartanasionalraya.com) - Pada rilis 5 Februari 2021 kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan perekonomian di sejumlah negara pada Triwulan 4-2020 menunjukkan perbaikan walaupun perkembangannya masih lemah. Hal ini tercermin dari indeks PMI global yang menunjukkan peningkatan pada bulan Oktober, meski kembali melambat pada November dan Desember 2020. Namun perbaikan ini masih terhambat oleh kasus penyebaran COVID-19 yang secara global masih tinggi.
BPS
juga mencatat laju pertumbuhan lapangan usaha transportasi dan pergudangan
sebesar -13,42 persen pada Triwulan 4-2020 (y-on-y). BPS menyebutkan fenomena
masih terbatasnya pergerakan atau mobilitas sebagai upaya pencegahan penyebaran
Covid-19 yang melatarbelakangi kontraksi lapangan usaha itu.
Chairman
Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan kontraksi sektor logistik
(lapangan usaha transportasi dan pergudangan) itu akibat kontraksi pada
beberapa lapangan usaha lainnya.
“Pada
periode itu, berdasarkan data BPS, kontraksi terjadi pada lapangan-lapangan
usaha industri pengolahan (-3,14 persen), perdagangan (-3,64 persen),
konstruksi (-5,67 persen), serta pertambangan dan penggalian (-1,20 persen).
Sementara, lapangan usaha yang tumbuh positif adalah pertanian, kehutanan, dan
perikanan (2,59 persen),” ujar Setijadi..
Setijadi
menyampaikan bahwa walaupun sektor logistik pada periode itu terkontraksi,
namun justru terjadi kencenderungan positif. Pada Triwulan II dan III, laju
pertumbuhan transportasi dan pergudangan berturut-turut sebesar -30,80 dan
-16,71 persen.
“Kecenderungan
positif itu sejalan dengan laju pertumbuhan beberapa kelompok lapangan usaha.
Pertumbuhan industri pengolahan, misalnya, pada Triwulan II dan III
berturut-turut sebesar -6,18 persen dan -4,34 persen. Sementara, perdagangan
pada Triwulan II dan III itu pertumbuhannya berturut-turut sebesar -7,59 persen
dan -5,05 persen,” ujar Setijadi.
Hal
itu juga sesuai dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi nasional. Pada Triwulan
II, III, dan IV, laju pertumbuhan ekonomi berturut-turut sebesar -5,32 persen;
-3,49 persen; dan -2,19 persen.
Permintaan
Domestik
Setijadi
menyatakan sektor logistik mengalami kecenderungan pertumbuhan karena
permintaan jasa logistik dalam negeri. Misalnya, jasa transportasi untuk
pengiriman tanaman hortikultura (buah-buahan dan sayur-sayuran) yang relatif
stabil bahkan mengalami peningkatan.
Mengacu
terhadap data BPS, pertumbuhan positif untuk komoditas itu terjadi pada
Triwulan III dan Triwulan IV tahun 2020 berturut turut sebesar 5,74 persen dan
7,85 persen (y-on-y). Bahkan, untuk tanaman pangan, terjadi tingkat pertumbuhan
yang lebih tinggi pada Triwulan III (7,18 persen) dan Triwulan IV (10,47
persen) tahun 2020 itu.
Setijadi
berharap perusahaan-perusahaan penyedia jasa logistik dapat memanfaatkan
peluang kebutuhan jasa logistik untuk penanganan komoditas dalam negeri.
Penyedia jasa logistik juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas prosesnya untuk pengembangan rantai pasok komoditas nasional.
Selain
akan berdampak terhadap tingkat ketersediaan dan harga komoditas yang lebih
baik untuk kebutuhan dalam negeri, peningkatan efisiensi dan efektivitas
penyedia jasa logistik juga akan meningkatkan daya saing komoditas nasional.
(Redaksi
WNR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar