WARTA
NASIONAL (Makassar) – Senin kemarin (23 Desember 2019),PT pelabuhan Indonesia
IV atau pelindo IV menggelar Upacara memeringati Hari yang berlangsung di area
parkir Terminal Petikemas Makassar (TPM).
Hari Ibu
adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam
keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Di
Indonesia, Hari Ibu dirayakan setiap tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai
Perayaan Nasional. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dibawah
Keputusan Presiden Republik Indonesia No 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember
1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928.
Hari Ibu
di Indonesia dirayakan pada ulang tahun hari pembukaan Kongres Perempuan
Indonesia yang pertama, yang digelar dari 22 hingga 25 Desember 1928. Kongres
ini diselenggarakan di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran, yang kini
merupakan kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jl. Brigjen
Katamso, Yogyakarta. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota
di Jawa dan Sumatera.
Di
Indonesia, organisasi wanita telah ada sejak 1912, terinspirasi oleh
pahlawan-pahlawan wanita Indonesia pada abad ke-19 seperti RA Kartini, Martha
Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad
Dahlan, Rasuna Said dan sebagainya. Kongres dimaksudkan untuk meningkatkan
hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.
Indonesia
juga merayakan Hari Kartini pada setiap tanggal 21 April, untuk mengenang
aktivis wanita Raden Ajeng Kartini. Ini merupakan perayaan terhadap emansipasi
perempuan. Peringatan tanggal ini diresmikan pada Kongres Perempuan Indonesia
1938.
Pada
saat Presiden Soekarno menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Nasional Emansipasi
Wanita dan hari lahir Kartini untuk memeringati Hari Emansipasi Wanita
Nasional, banyak warga Indonesia yang memprotes dengan berbagai alasan, di
antaranya Kartini hanya berjuang di Jepara dan Rembang, Kartini lebih
pro-Belanda daripada tokoh wanita seperti Cut Nyak Dien dan lain-lain.
Karena
Soekarno sudah terlanjur menetapkan Hari Kartini, maka Soekarno berpikir
bagaimana cara memeringati pahlawan wanita selain Kartini seperti Martha
Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai
Ahmad Dahlan, Rasuna Said dan lain-lain. Akhirnya Soekarno memutuskan membuat
Hari Ibu Nasional sebagai hari mengenang pahlawan wanita alias pahlawan kaum
ibu-ibu dan seluruh warga Indonesia menyetujuinya. (* DEDY H./ WNR Media).
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar